Latest Games :
Home » » Bayang-bayang Menjadi Nyata

Bayang-bayang Menjadi Nyata

Senin, 31 Maret 2014 | 0 komentar



Bayang-bayang Menjadi Nyata
      Melewati jalan Desa Karangsuwung hampir kulalui setiap hari. Maklum jalan itu merupakan jalan terdekat yang bisa kutempuh untuk mencapai tempat kerja. Jalanan beraspal dengan deretan rumah di kedua sisi jalan. Pagar depan rumah terbuat dari semen umumnya membatasi rumah dengan pinggir jalan.
      Setiap kulewati jalan raya itu, selalu kukhayal suatu kecelakaan yang akan terjadi. Tepat di sebuah rumah berpagar tembok, dengan berdiri kokoh pohon mangga di samping rumah. Aku menyeruduk masuk pagar rumah dengan kendaraan motorku. Itulah gambaran rumah yang selalu kubayangkan saat terjadinya kecelakaan.
      Entah sudah berapa kali khayalan itu selalu hadir dibenakku. Mungkin sudah puluhan kali bayang-bayang itu selalu mengisi lamunanku setiap kali melintasi rumah tersebut. Sampai-sampai posisi masuk dan terjatuh saat masuk rumahpun selalu kubayangkan. Apakah ini rencana Tuhan yang akan aku jalani di kehidupan mendatang ? Hanya Tuhan yang mengetahui jawabannya.
      Suatu hari seperti biasa saat aku berangkat kerja, tak lupa kubayangkan peristiwa kecelakaan yang akan terjadi ketika melintasi rumah berpagar semen. Untunglah peristiwa itu belum terjadi. Saat kupulang kerja masih di jalan Desa Karangsuwung, di depanku ada seorang anak berusia kira-kira 12 tahunan sedang mengayuh sepeda dengan menggendong anak kecil berusia dua tahunan. Tangan kiri memegang setir sepeda, tangan kanan memegang anak kecil yang belakangan diketahui adik si pengendara sepeda tersebut.
      Pandanganku saat itu tertuju kepada kedua anak itu. Aku mengikuti sepeda itu di belakang. Entah apa yang terjadi, tiba-tiba sepeda itu berbelok ke kanan tepat satu rumah di samping rumah yang selalu kukhayalkan. Tabrakanpun akhirnya tak terelakkan. Sepeda terseret ke kanan dan masuk ke pintu pagar rumah bersebelahan dengan rumah yang selalu khayalkan dalam kecelakaan.
      Untunglah Tuhan masih menyelamatkan kedua kakak beradik dan diriku. Adik si pengendara sepeda mengalami benturan kecil, dan kakiku agak sakit memar waktu menahan lajunya motor. Motorpun terhenti di depan pintu rumah. Kupadamkan mesinnya, lalu beberapa orang datang dari dalam rumah. Lelaki separuh baya menghampiriku sambil menatap tajam. Tanpa sepatah katapun terlontar dari mulut lelaki tersebut. Cepat-cepat aku minta maaf dan menjelaskan kronologis kejadiannya. Kukatakan pada lelaki itu barang kali ada keluhan atau sakit yang diderita kedua anak pasca kecelakaan tersebut akulah yang akan bertanggung jawab. Dengan memperlihatkan identitas dan asal-usulku akhirnya beliau mengizinkanku pulang.
      Peristiwa kecelakaan itu kuceritakan pada ibuku. Dengan diantar ibu aku kembali mendatangi kakek dari kedua anak yang telah kucelakai. Sekali lagi aku mohon maaf sambil menyerahkan sedikit uang untuk pengobatan keduanya. Ibuku berjanji akan menanggung biaya jika kondisi anak bertambah parah. Hatiku lega dan pulang ke rumah dengan penuh rasa gembira. Sejak itu tak terdengar lagi berita atau kabar kedua anak itu. Beberapa minggu kemudian, rumah itupun kosong tak berpenghuni. Entah pergi ke mana keluarga kakek, dan keluarga kedua anak itu.
      Tuhan sudah memperlihatkan kekuasaanNya kepadaku, dengan menjadikan khayalanku menjadi kenyataan meski hanya selisih satu rumah. Terima kasih ya Allah Engkau telah menyelamatkan aku dan kedua anak yang malang itu.
Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2014. uyisyamsuri - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger